1. Kapan Kawin? Ketika ditanya 'Kapan kawin?', mungkin jawaban paling mudah adalah 'May.. maybe yes, maybe no' menirukan ucapan di sebuah iklan. Pertanyaan ini sangat mengganggu bagi orang dewasa muda yang belum juga menikah, apalagi jika karirnya terbilang mapan.
Pertanyaan ini juga dapat memberikan penafsiran seolah-olah mereka yang tak juga menikah artinya tak laku. Akibatnya sering membuat si lajang asal mendapat pasangan agar tak lagi diganggu dengan pertanyaan semacam ini.
2. Kapan Lulus? Pendidikan adalah modal masa depan. Tapi jika pendidikan tak kunjung selesai, maka bagaimana bisa menjamin masa depan? Apalagi jika yang membiayai pendidikan juga sumber dananya terbatas.
Pertanyaan 'Kapan lulus?' sering menjadi momok para mahasiswa semeseter tua yang tak juga menyandang toga. Tapi bobot kegalauan yang diakibatkannya tak sehebat pertanyaan 'kapan kawin?' yang dapat meneror semua orang.
3. Kapan Punya Anak? Pertanyaan ini amat sensitif bila ditujukan kepada pasangan menikah yang tak juga punya momongan. Memiliki anak adalah keputusan bersama suami istri, maka pertanyaan 'kapan punya anak?' terkadang menyinggung karena melewati batas ranah internal rumah tangga.
Bisa jadi si suami merasa dianggap kurang 'tok cer' atau si istri dianggap mandul apabila mendengar pertanyaan ini. Karena hanya merusak mood pasangan yang belum punya anak, maka bobot kegelisahan yang ditimbulkan tak seberat 2 pertanyaan sebelumnya.